Laporan Praktikkum
I.
Judul Praktikum
:
Teknik
Pengolahan Bahan Pangan Media Air ( Poaching)
II.
Hari
dan Tanggal :
Selasa,
2 April 2013
III. Tujuan Praktikum :
3.1 Tujuan
Umum :
Ø Mahasiswa
dapat mengolah makanan dengan berbagai teknik pengolahan
3.2 Tujuan
Khusus
Ø Mahasiswa
dapat mengolah makanan dengan menggunakan media air dengan teknik Poaching
Ø Mahasiswa
dapat mengolah makanan dengan perlakuan suhu asam garam, basa dan mineral lain.
Ø Mahasiswa
dapat mengetahui perubahan sifat pangan akibat proses pengolahan
Ø Mahasiswa
dapat menentukan ph, waktu dan suhu pemasakan yang tepat dari berbagai teknik
pengolahan
IV. Prinsip :
Perubahan kualitas makanan yang diolah
disebabkan oleh adanya aplikasi panas melalui peristiwa konveksi, konduksi dan
radiasi dari media air.
V.
Dasar
Teori :
Menurut difinisi ilmu memasak
digambarkan sebagai pemberian panas pada bahan makanan sehingga bahan tersebut
mudah dicerna, dapat dimakan, aman dimakan, lezat dilidah dan mengubah bentuk
penyajian (adanya perubahan warna, bentuk atau rasa).
Jadi ditekankan pada pemberian panas,
pemberian panas ini secara kering (dry heat cooking), secara panas basah (moist
heat cooking) maupun panas dengan minyak (fat cooking).
Masalah panas ini banyak dibahas, karena
ditempatkan kepada bahan akan menimbulkan akibat-akiabat, antara lain :
1. Bahan
makanan misalnya daging menjadi empuk karena connective tissue (jaringan dalam
dagingnya melembek)
2. Sayuran
menjadi empuk karena cellulosenya melembek
3. Bahan
berupa tepung dapat mengental (jellying)
4. Matinya
bakteri-bakteri berbahaya pada derajat panas tertentu
5. Timbulnya
perubahan bentuk , rasa atau warna makanan tersebut.
Sekalipun
panas merupakan sarana pokok untuk mematangkan bahan makanan, namun panas ini
harus dibatasi supaya tidak terjadi overcooking atau overheat( panas berlebihan
yang akan menimbulkan akibat
1. Merusak
bentuk makanan dan penampilan
2. Merusak
nilai vitamin, protein dan zat berharga lain
3. Merusak
rasa makanan itu menjadi pahit dan sangit.
4. Menjadi
lebih lunak dari semestinya
Proses
pemasakan untuk sempurna sampai bahan yang masak itu matang, ditentukan oleh 2
macam factor,yaitu :
1. Panas
dan temperature
2. Panjang
waktu memasak.
Pada
praktikkum ini dilakukan pengolahan bahan makanan dengan teknik panas basah
(moist heat cooking).
Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan
makanan dengan bantuan cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu ( stock ), air, susu, santan dan bahan
lainnya. Teknik pengolahan makanan panas basah ini memiliki berbagai cara di
antaranya :
a. Teknik Boiling
Boilling adalah memasak makanan dalam air mendidih dengan
cepat dan bergolak. Air mendidih temperatur 2120F atau 1000C.
Cairan yang digunakan untuk proses boilling adalah kaldu, santan, atau susu
yang direbus Ketika bahan cair dipanaskan sampai titik didih (1000),
maka terjadi evaporisasi (penguapan) cairan secara cepat.
Bahan makanan yang diolah dengan teknik boiling:
1. Sayuran
Sayuran dimasukkan kedalam air mendidih yang terlebih dahulu
diberi garam. Saat proses boilling berlangsung biarkan panci terbuka, sehingga
warna sayuran tetap hijau/segar. Jika sayuran telah matang, segera masukkan ke
dalam air dingin. Hal ini dilakukan untuk menghentikan proses pematangan lebih
lanjut dan menjaga sayuran tidak over cooking. Kriteria hasil sayuran dengan
metode boilkling adalah empuk/lembut, warna sayuran tetap hijau/segar dan tidak
luntur.
2. Umbi-Umbian
Proses boilling untuk umbi-umbian dimulai sejak air masih
dingin. Air harus menutupi permukaan umbi. Selama proses boilling panci harus
dalam keadaan tertutup.
3. Daging / Unggas
Prinsip merebus daging sama dengan sayuran , yaitu daging
dimasukkan saat air telah mendidih.
Ø Keuntungan
Boilling
·
Bahan
makanan menjadi lebih mudah dicerna
·
Metode
ini sesuai untuk memasak dalam skala besar
·
Memperoleh
flavour khas dari zat yang terkandung dalam bahan makanan
·
Metode
cukup aman dan sederhana, dapat membunuh bakteri pathogen
·
Nilai
gizi dan warna sayuran hijau dapat dipertahankan secara maksimum ketika waktu
memasak diminimalisasi dan api diperbesar
·
Panas
yang tinggi selama proses perebusan dapat membuat sayuran cepat matang meskipun
waktu mamasak Cuma sebentar
Ø Kelemahan
Boilling
·
Kehilangan
vitamin yang mudah larut dalam air
·
Air
perebusan terkontaminasi oleh lapisan panci yang dapat larut. Oleh karena itu,
bahan dan alat perebus harus sesuai sehingga tidak menimbulkan reaksi yang
berbahaya. Alat-alat mask yang terbuat dari pirex , stainless, dan
aluminiumcukup aman digunakan, sedangkan alat masak yang terbuat dari besi atau
tembaga kurang bagus digunakan karena besi mudah berkarat
·
Makanan
terlihat kurang menarik apabila proses perebusan lama karena terjadi perubahan
warna sayuran hijau menjadi kusam dan kekuning-kuningan.
b. Teknik Poaching
Teknik poaching
dalam pengolahan makanan. Poaching
adalah merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan cairan yang
terbatas jumlahnya. Proses poaching berlangsung sedikit lama dan suhu dalam air
berkisar 83 ◦c – 95 ◦c. Untuk melakukan poaching, perlu memperhatikan syarat
berikut ini :
1. Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 83 ◦c – 95 ◦c.
2. Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan.
3. Makanan harus tertutup dari cairan.
4. Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur.
Teknik
dasar pengolahan poaching,
dapat dilakukan untuk mengolah berbagai jenis makanan seperti daging, unggas,
otak atau pankreas binatang, ikan, buah-buahan, dan sayur.
c. Teknik Braising
Teknik braising
adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira setengah
dari bahan yang akan direbusdalam panci penutup dan api kecil secara
perlahan-lahan. Untuk melakukan teknik braising, perlu memperhatikan beberapa
hal, diantaranya sebagai berikut :
1.
Teknik
merebus dalam cairan yang sedikit.
2.
Bahan
yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya.
3.
Dalam
pengolahan daging daging, caranya memasukan daging dalam braising pan, lalu
siram dengan kaldu secukupnya, jangan sampai terendam seluruhnya.
4.
Jika
menggunakan sauce pan, caranya
cairkan mentega dalam sauce pan, lalu masukkan daging dan balik hingga warnanya
kecoklatan. Untuk sayuran aduk sambil dibolak – balik.
5.
Jika
proses pengolahan dalam oven, braising pan ditutup rapat dan masukan dalam
oven. Apabila diolah diatas kompor ( perepian ), posisi braising pan tertutup.
Syarat
–syarat menggunakan teknik braising
,yaitu sebagai berikut :
1.
Teknik
ini cocok menggunakan daging bagian paha.
2.
Daging disaute dengan mentega hingga warnanya kecoklatan.
3.
Cairan
pada proses braising dipakai untuk saus pada saat menghidangkan.
4.
Selama
proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila telah berkurang.
d. Teknik Stewing
Stewing ( menggulai ) adalah mengolah bahan
makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang
berbumbu dengan api sedang. Pada proses stewing
ini, cairan yang dipakai yaitu susu, santan, dan kaldu. Cairan dapat
dikentalkan sebelum atau selama proses stewing berlangsung. Dalam pemberian
garam, sebaiknya dimasukkan pada akhir stewing, karena dalam daging dan sayur
sudah terkandung garam. Untuk mengolah makanan dengan teknik ini, perlu
memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
1.
Daging
harus diblansir terlebih dahulu dalam air mendidih, agar kotorannya hilang
2.
Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah.
3.
Saus
untuk stewing dikentalkan
dengan memakai tepung maizena.
4.
Pengolahan
daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada ikan mengaduknya
hati-hati karena ikan mudah hancur.
e. Teknik Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan
uap air mendidih. Teknik ini bisa dikenal dengan mengukus. Bahan makanan
diletakkan pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir ke
sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu
memperhatikan beberapa syarat berikut :
1. Alat pengukus harus dipanaskan
terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan mengeluarkan uap.
2. Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan
yang dikukus
3. Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan
uap air langsung.
4. Air untuk mengukus harus mencukupi.
Jika air kukusan habis, makanan yang dikukus akan beraroma hangus.
5. Untuk hasil yang baik, waktu
pengukusan harus tepat
f. Teknik
Simmering
Simmer, memasak dalam cairan mendidih dengan api kecil dan
pelan, temperatur panas sekitar 85-96⁰C. Bahan makanan seluruhnya harus
tertutup cairan. Buih atau kotoran yang terdapat di atas permukaan cairan harus
dibuang. Alat yang digunakan untuk simmering adalah stock pot.
Simmering termasuk teknik boilling , tetapi api yang
digunakan untuk merebus kecil dan mantap karena proses memasak yang dikehendaki
berlangsung lebih lama. Simmering diperlukan dalam berbagai prosedur memasak
seperti pada saat membuat stock, bakso, memasak sayur,dan lauk pauk. Pada saat
membuat kaldu , simmer diperlukan pada proses menjernihkan kaldu. Busa yang
dihasilkan dari ekstrak daging yang direbus akan mudah diambil (skeamming) pada
permukaan air mendididh yang tidak terlalu banyak bergolak. Bulatan bakso juga
dapat masak dengan sempurna (tidak pecah) apabila dimasukkan pada air perebus
pada suhu simmering. Ketika memasak sayur, simmer dilakukan untuk menunggu
bahan yang dimasak matang dan agar bumbu masakan meeresap kedalam bahan makanan.
Mengolah masakan yang berkuah santan juga menggunakan teknik simmering supaya
santan yang direbus tidak pecah.
g.
Blancing
Blanch adalah memasak makanan dengan cepat. Blanching
biasanya dilakukan dengan air panas tetapi bisa juga dengan menggunakan minyak
panas. Makanan yang telah di-blanching harus disiram dengan air dingin, untuk
menghentikan proses pemasakan lebih lanjut.
Bahan makanan yang dapat d blanching adalah tulang atau
daging, sayuran, tomat,dll.
Kriteria hasil sayuran dengan metode blanching adalah
sayuran berwarna hijau/segar dan teksturnya masih agak keras karena masih
setengah matang.
Pada praktikkum kali ini kelompok kami medapatkan teknik.
Pengolahan dengan poaching.
VI. Alat dan Bahan :
6.1 Alat
:
Ø Kitchen
Utensil
Ø Termometer
Ø Kertas
pH
Ø Jam
6.2 Bahan
Ø ½
kg ikan tenggiri
Ø 100
gram tepung terigu
Ø 1
buah jeruk nipis
Ø 2
buah cabai merah
Ø 5
buah cabai rawit
Ø 3
buah bawang merah
Ø Minyak
goreng, garam, gula secukupnya
Ø 3
buah kemiri
Ø 2
siung bawang putih
Ø 1
iris kunyit
Ø 1
iris lengkuas
VII.
Prosedur
Kerja :
1. Membersihkan
bahan, serta menimbang bahan.
2. Memotong
agak tipis ikan ( kalau dalam bentuk utuh disiangi) dan tiriskan
3. Melumuri
ikan dengan jeruk nipis dan menambahkan sedikit garam, mendiamkan beberapa
menit sampai meresap.
4. Menggulingkan
dalam tepung terigu sampai rata, menggoreng sampai matang dan berwarna agak
kecoklatan ,
5. Menghitung
waktu yang dibutuhkan serta suhu saat menggoreng.
6. Meniriskan
ikan yang telah di goreng, serta menimbang berat ikan tersebut.
7. Menghaluskan
bumbu seperti 3 buah kemiri, 2 siung bawang putih, 1 iris kunyit, 1 iris
lengkuas
8. Bumbu
yang dihaluskan ditumis sampai baunya harum, memasukan 3 gelas air dan
mendidihkannya, menambahkan gula dan cuka secukupnya.
9. Mengupas
bawang merah dan memasukannya utuh, membuang biji cabe merah, memotongnya dan
memasukkannya bersama ikan.
10. Mengaduk
pelan-pelan sampai mendidih dan bumbunya meresap .
11. Menghitung
waktu yang dibutuhkan serta suhu pada saat merebus.
12. Mengamati
perubahan sifat pangan akibat proses pengolahan (rasa, aroma , tekstur, rupa)
13. Mengukur
pH makanan tersebut.
14. Menimbang
makanan yang sudah siap dihidangkan.
VIII.
Hasil
pengamatan
|
Faktor yang di Amati
|
Sebelum Proses Pengolahan
|
Saat proses pengolahan atau
sesudah proses pengolahan
|
|
Jumlah
|
Ikan : 500 gram
Tepung
terigu : 80 gram
Total
Bumbu : 150 gram
Total
Keseluruhan : 730 gram
Air : 3 gelas
|
Setelah
digoreng : 410 gram
Setelah
jadi : 860 gram
|
|
Organoleptik
1. Rasa
2. Tekstur
3. Aroma
4. Rupa
|
Rasa Ikan mentah
Lembek
(ikan mentah)
Amis
Ikan
|
Asam
manis
Padat
Berair
Tidak
amis, agak asam
Sangat
Menarik ( Berwarna)
|
|
Waktu
|
|
Menggoreng
: 15 menit
Merebus
(hingga siap dihidangkan) :13 menit
Total
: ± 28 menit
|
|
Suhu
|
|
Menggoreng
: 170 º C
Merebus : 90 º C
|
|
pH
|
|
5
|
Hasil Praktikkum

Poaching(Acar Ikan)
IX.
Perhitungan
Konversi =
=
= 0,84
X.
Pembahasan
Poaching berada
di antara simmering dan boiling yaitu proses merebus bahan
makanan yang dilakukan dengan perlahan-lahan. Api yang digunakan untuk teknik poach berpanas sedang sehingga
gelembung air perebus kecil-kecil. Proses pematangan bahan yang direbus dengan
teknik poaching berjalan
lambat ini disebabkan oleh suhu pada
saat perebusan tidak terlalu tinggi sekitar 90 º C. Suhu pada teknik Poaching
juga sangat mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan, untuk pemasakan
dengan metode poaching membutuhkan waktu ±13 menit, dan total waktu yang kami
butuhkan untuk pengolahan ini adalah 28 menit ini dikarenakan proses
penggorengan yang membutuhkan waktu 15 menit.
Penguapan pada teknik poaching juga tidak terlalu
tinggi ini menyebabkan konversinya 0,84, bahan bahan yang direbus dengan teknik
poaching, beratnya hanya sedikit mengalami penurunan bahkan pada praktikkum
kelompok kami berat masaknya lebih besar dibandingkan berat mentah, ini juga
disebabkan karena factor air yang di tambahkan pada saat perebusan. Poaching sering dilakukan untuk memasak telur,
ayam, ikan dan buah.
Pada praktikkum ini
kelompok kami mendapatkan bahan dasar ikan untuk pengolahan dengan teknik
poaching. Cairan poaching
dinamakan court bouillon. Secara klasik court bouillon berisi bahan yang berasa
asam seperti wine, cuka, atau lemon juice. Pada praktikum kami bahan yang kami
gunakan untuk mencampur ke dalam cairannya adalah cuka serta gula, perpaduan
antara cuka dan gula ini yang menyebabkan perubahan rasa menjadi asam manis,
begitu juga dengan aroma yang sedikit asam disebakan oleh cuka tersebut.
Tekstur padat disebabkan oleh proses penggorengan yang dilakukan sebelum
melakukan teknik poaching. Suhu untuk menggoreng tersebut ± 170 º C. Rupa dari
makanan tersebut tentunya akan lebih menarik serta sangat berwarna ini
disebabkan oleh campuran bumbu–bumbu pada saat proses pengolahan serta
disebabkan karena ikan dilumuri dengan tepung akan terjadi proses pengentalan
(merekatnya tepung pada ikan), warna kemerahan pada iakan yang telah dilumuri
oleh tepung disebabkan oleh proses penggorengan dengan suhu yang tepat. Jika
suhu kurang tepat penambahan panas terlalu berlebihan akan dapat mengakibatkan
overcooking atau overheat, yang akan berdampak pada :
1. Rusaknya
bentuk makanan dan penampilan
2. Rusak
nilai vitamin, protein dan zat berharga lain
3. Rusak
rasa makanan itu menjadi pahit dan sangit.
Pada
saat pengukuran pH setalah proses pengolahan dengan teknik poaching, di
dapatkan pH 5, yang berarti bersifat asam.
XI.
Kesimpulan
1. Berat
mentah bahan 730 gram , dan setelah diolah dengan teknik poaching berat masak
menjadi 860 gram, konversinya 0,84
2. Terjadi
perubahan rasa dari rasa ikan mentah setlah dilkukan pengolahan menjadi asam
manis, tekstur dari lembek menjadi padat berair, aroma dari amis menjadi tidak
amis dan agak asam, rupa dari yang hanya ikan mentah dan bumbu-bumbu menjadi
menarik dan berwarna. Teknik memasak ini dapat merubah bentuk penyajian.
3. Suhu
yang digunakan serta tepat untuk menggoreng sekitar 170ºC sedangkan untuk
teknik poaching sekitar 90ºC (sedang)
4. Waktu
total untuk pengolahan ini sekitar 28 menit, untuk proses penggorengan 15 menit
dan teknik poaching sekitar 13 menit.
5. pH
yang di dapatkan setelah proses pengolahan dengan teknik poaching adalah 5.
XII.
Daftar
Pustaka
Sri.2013.Penuntun Praktikkum Teknik Pengolahan Bahan Pangan.
Ita.2012.
Teknik Pengolahan Bahan Makanan.
Tersedia online di http://itha-jaebreax.blogspot.com/2011/10/teknik-pengolahan-makanan.html
Mulyatiningsih,
Endang. 2007. Teknik-teknik Dasar
Memasak. Tersedia online di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Endang%20Mulyatiningsih,%20M.Pd./A_Diktat%20Teknik%20Dasar%20Memasak.pdf
Hendry.
2011. Teknik Pengolahan Masakan. Tersedia
Online di http://chefkreasi.blogspot.com/p/pengertian-memasak.html
Denpasar,08
Maret 2013
Penanggung
Jawab
(I Wayan Bayu Sukma)
NIM :
P07131012042